Sekat Kaca



Sekat ini barangkali seperti dinding kaca, jelas diseberang sana terlihat kerlipan mata, lengkungan senyum, rona wajah, kibasan tangan. Semuanya masih banyak yang sama. Lantai yang terpijak dan debu yang terhirup juga sama. Adrenalin? barangkali, ini yang berbeda walau gravitasi tetap sama. Peran yang tak sama, lalu akhirnya tak ada lagi selain yang terucap di dalam hati masing-masing.

Tak pernah aku tak memujimu. Tak perlulah ada yang mengetahui, sebenarnya puas di dalam sini mengagumi setiap gerakmu yang kulihat sembunyi-sembunyi.

Sekat yang seperti dinding kaca ini. Sama-sama satu sama lain saling melihat, mungkin hembusan nafasmu akan berembun bila mendekat kaca tersebut, sekat antara titik dimana aku berada dan lengkung kau menepi. Sebenarnya siapa yang sedang berlari? bukan waktu yang kita kejar, tapi saat itu memang sudah tercatat bahwa akan ada beberapa lembar halaman dari kisah hidup kita untuk berada pada Atmospher yang sama. 

Entah nanti? Saat itu tak perlulah menunggu semuanya akan indah pada waktunya,
karena semua yang indah akan tetap terlihat indah dari sudut pandang mana saja, apalagi hanya sebuah sekat kaca.
Jangan sampai retak.


Comments