"Aku tak pernah sekalipun menulis tentangmu"



Ia tahu cara berbohong yang benar, bahkan ketika mengatakan "Aku Tak Mencintaimu Lagi."
Senja ketiga yang biru, setelah lama aku tak menepi, sebulir masa lalu bergulir lewat begitu saja di kepalaku, seharusnya tak biru senja ini bila ia bersamaku sekarang, di langit itu yang memupuk segala asa, merah saga warnanya hampir mendekati jingga. Mengapa ia berbohong mengatakan "Aku tak mencintaimu lagi, bahkan jauh sebelum pertemuan ini.." Nafasnya memburu dan tatapan mata yang tak berani menatap langsung kearahku.

Aku memang menghapusnya dari segala kehidupanku, ia sangat menyimak apa yang tertulis tentangnya dalam sajak maupun prosaku, aku melampirkannya melalui fiksi, aku mengenangnya juga menghapusnya.

"Aku pasti merindukanmu." Katanya dalam sebuah pesan sebelum benar-benar ia menghilang dari keseharianku, diiringi hembusan angin malam, sebuah perjalanan waktu menuju impian telah kubakar dan membuang abunya ke dalam samudera terkelam, bersama buaian ombak, aku menari dan melafaskan kata "Aku mencintaimu hingga nanti." Walau aku yakin sekembalinya ia di tempat ini, pada waktu yang ditentukan dari tanggal-tanggal yang membuat senyuman sinis, ia akan berkata lain.

Ia tahu cara berbohong yang benar, bahkan ketika mengatakan "aku tak pernah memikirkanmu lagi.'"

Kalau begitu. Aku juga bisa berbohong "Aku tak pernah sekalipun menulis tentangmu."


kijang. 1 maret 2011



Comments