Posts

Showing posts from April, 2011

Sajak Putih ~ Chairil Anwar

Image
Bersandar pada tari warna pelangi kau depanku bertudung sutra senja di hitam matamu kembang mawar dan melati harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba meriak muka air kolam jiwa dan dalam dadaku memerdu lagu menarik menari seluruh aku hidup dari hidupku, pintu terbuka selama matamu bagiku menengadah selama kau darah mengalir dari luka antara kita Mati datang tidak membelah… Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri, dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini! Kucuplah aku terus, kucuplah dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku… ~Chairil Anwar 1944 *sajak ini ditujukan Chairil Anwar kepada Mirat kekasihnya

Buku : Tepian (kota ini belum mati)

Image
Buku Tepian (kota ini belum mati) adalah buku pertama saya yang di terbitkan melalui nulisbuku.com. Design sampul dirancang oleh seorang teman, Trauma "madz" irama.  Buku ini berisi 12 cerpen yang menceritakan kisah-kisah seputaran Tepian. Banyak kisah-kisah unik yang terangkat di dalam buku ini, serta beberapa puisi yang menghiasi isi dalamnya. Bercerita tentang kehidupan, cinta, alam, mistis dan beberapa unsur cerita-cerita lain yang merangkum kisah-kisah setiap orang yang menjalani kehidupan, dalam merangkul waktu, dalam berdamai dengan kenyataan, dalam bertoleransi dengan hati, dalam melewati batas-batas kewajaran, dalam bercengkrama dengan alam, serta pandangan terhadap suatu kota yang berangsur mengumpulkan nyawa-nyawanya untuk tetap Hidup dan memegang harapan terhadap penduduknya. Buku Tepian (kota ini belum mati) bisa di beli secara online melalui nulisbuku.com, atau langsung pesan ke saya di absoulute_de@yahoo.co.id atau tepiankijang@gmail.com. Terimakasih kepad

Cerpen : E-Love Story "Di bawah langit hujan"

Image
Hujan mungkin bukan sesuatu yang asing lagi bagi bumi. Rinai yang turun secara acak menggempur tanah-tanah kering seolah memanipulasi pandangan menjadi lanskap yang takjub. Dan kabut dan pelangi setelahnya. Hari ini hujan tak henti dari pagi. Dinginnya merasuk hingga ke rusuk. Pepohonan sepertinya tersenyum dengan cuaca seperti ini. Daun-daunnya melambai-lambai menari seolah sedang mendengarkan lantunan nada-nada langit yang harmonis. When its rain - paramore menemani renungan soreku. Aku menatap jalan becek di depanku. Percikan-percikan air yang jatuh di aspal memberi satu pandangan yang memaksaku menatapnya terus-menerus. Hujan ini seperti teori chaos dengan sistemnya yang tidak teratur dan anarkis. Bila di lakukan pembagian atas bagian-bagiannya yang terkecil maka sistem yang besar dan tidak teratur akan di dapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur pada hal-hal terkecilnya. Seperti rintik-rintiknya tersebut.

Dalam Doaku - Sajak "Sapardi Joko Damono"

Image
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, y

Pernah

Image
Pernah tertulis sebuah frasa yang bertema alam Tentang engkau yang ku kenang tiap malam Tapi bukan tentang bulan, bukan juga gelembung awan Juga bukan langit, yang tak mungkin tergapai walau menjinjit Teringat besarnya rindu yang bercumbu pilu Kasih tak sampai, pada hari-hari yang tak terurai Sejuk yang terasa dalam satu bahasa telah menganga, entah kini menjadi apa. Mungkin telah lewat musim terbaik, dikala bersama saling berbisik. Serupa hamparan rerumputan dan ilalang, lama-lama kau pun menghilang, Ah, ada warna lain dalam pandanganmu, lebih warna-warni. Frasa itu, banyak rasa bila terbaca, cobalah,  Pasti berdesir hatimu, Masihkah kita sama-sama mengenang? Kijang. April 08 2011

Ibu (Kahlil Gibran)

Image
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia. Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah. Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa. Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita di kala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita di kala nista. Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkatinya. Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya. Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian. Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian. Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud. Penuh cinta dan kedamaian. Khalil Gib