Posts

Showing posts from May, 2011

Kata per Kata, Kamu Dan Dunia Di Matanya

Image
S elasa dipenutup bulan Mei yang penuh cerita dari episode yang bergumul dengan bermacam persoalan. Sedari tadi saya hanya membaca beberapa postingan teman-teman di blognya, lalu tertuju pada satu blogger yang memang telah menjadi favorite saya mengenai postingannya tentang banyak macam hal. Memang selalu berbeda bila membaca apa yang tertulis olehnya, kata per kata yang selalu ia gunakan seperti mencandu dan membuat saya terkejut, bila ada kata yang lebih dari INDAH , mungkin itulah untuknya.

Menoleh Ke Belakang

Image
T ak ada yang mengajari kamu bagaimana caranya tersandung, tergelincir atau jatuh. Tidak juga mengajarimu terbang, mengambang atau melayang. Semua itu hanya memberitahukan kamu untuk percaya, bahwa semua adalah episode dari beberapa peran yang sedang dimainkan, bersyukurlah hingga saat ini kamu masih berada di atas panggung dengan peran baik, tapi, tak menutup kemungkinan peran itu akan berbalik.

Untuk Mereka Yang Ingat Tempat Itu

Image
Senja hampir habis Udara malam mulai mengejar  Samar-samar terdengar tembang biduan yang tak beranjak sepi. Sungguh, malam ini akan terlalu santun untuk pejalan jalang, Lihatlah di sudut atap rumah di ujung tikungan, Sepasang lampion melambai terdera angin dan berdebu. Bagai lambaian tangan yang menyapa  setiap pejalan yang tiap malam melintas T epian ini. Tepian yang sepi, Tepian yang sunyi, berkabar tanpa kata seolah melambai. Kemudian hening, Kepada setiap pejalan yang melintas Untuk mereka yang ingat tempat itu. Photo By :  Muhamad Nasrun Tertarik dengan Iklan di bawah ini? Silahkan klik Gambar untuk info lebih lanjut.

Di Embun dan Pagi itu?

Image
Di Embun dan Pagi itu? Kita masih berjalan beriringan tanpa saling bergenggaman, manalah ada yang mengetahui esok. Yang gila adalah hidup dari segala perjalananya yang tak memakai jaminan, biar saja saling mengiringi dahulu, tak perlu saling bergenggaman tangan, biar dari kejauhan aku melihat sebuah kebahagiaan yang abadi dari kisah kita yang saling mendoakan.

Vice Versa

Image
Kamu bukanlah kejutan sebenarnya, tapi merupakan sesuatu yang bisa membuat terkejut dalam keheningan maupun hiruk pikuk suasana yang ku alami, seperti malam yang sepi tanpa suara apapun di 4 x 5 meter ruang berantakan ini. Sepi yang biasanya berbicara dan akrab bercanda denganku, kali ini membuatku harus menjadi sesak nafas beberapa waktu, denyut jantung seperti terpompa satu-satu dan iringan walking after you menjadikan waktu membeku. Terkejut? sangat sekali malam ini dengan kosakata itu, padahal hanya selentingan namamu saja terdengar samar di indera pendengar.

Keep Going

Image
Tak semua orang bisa memahami apa yang ingin kita sampaikan dengan gaya bahasa yang sudah pasti berbeda, penyampaian, artikulasi dan metafora tak jarang menjadi ambigu. Untuk kesekian kalinya saya merasakan hal seperti itu lagi, terus menerus, lagi dan lagi. Tak apa, saya sudah terbiasa dan malah sering mengalami, saya akan mempelajari semua itu. Kenyataannya, tak mungkin semua yang kita hasilkan akan bisa diterima oleh setiap orang. Hasil setelah mengalami berbagai proses bukan ujung dari perjuangan. Ini belum berakhir.

Sekat Kaca

Image
Sekat ini barangkali seperti dinding kaca, jelas diseberang sana terlihat kerlipan mata, lengkungan senyum, rona wajah, kibasan tangan. Semuanya masih banyak yang sama. Lantai yang terpijak dan debu yang terhirup juga sama. Adrenalin? barangkali, ini yang berbeda walau gravitasi tetap sama. Peran yang tak sama, lalu akhirnya tak ada lagi selain yang terucap di dalam hati masing-masing.

Rahasia

Image
ingat ini nanti untuk kita yang menganalisa setiap inchi mimpi ia berbisik sedikit tentang hari esok tapi, aku katakan ini sebuah rahasia ingat ini kelak untuk kita yang merajut satu garis harapan ia menampakan samar samar cerita hari esok lalu, aku bilang ini sebuah rahasia pada ilalang yang sama nanti pada tepian yang sama kelak semburat senyum hari-hari ceria ada perputaran waktu diantaranya saat ini waktunya kita teriak meratap memohon di gerbang langit jangan mengaduh dahulu belum waktunya mengeluh ini masih rahasia, nanti pada esok hari kelak di embun yang jatuh pada pagi semua semak akan terkuak Foto by :  Muhamad Nasrun

Kota ini belum mati

Image
kotaku belum jauh belum padam lampu-lampu malamnya hanya sedikit menyerah pada omong kosong sang suasana kotaku belum rapuh masih ingar seringai siangnya hanya sedikit lapuk jauh, jauh dari kesan terpuruk mungkin, hari ini masih sama dengan senja kemarin masih banyak keluh tercatat barangkali, hari ini masih sama dengan malam kemarin masih banyak acuh terekam siapa yang mengetahui akan nanti   pada lahan yang belum tertanam pada teriakan yang terbungkam apatisan ini ruang, ini waktu jangan terlalu larut bercumbu sebab aku tak ingat berapa banyak perhatian sebab aku tak ingat berapa banyak kecaman sebab aku tak ingat berapa banyak cacian sebab aku tak ingat, aku mendekap erat harapan Tuhan Aku masih ingin jauh melangkah pada lorong-lorong sunyi hingga jauh hari disini, di kota yang belum mati foto by :  Muhamad Nasrun

Dunia Sendiri

Image
Aku ciptakan dunia sendiri,  di dalamnya berisi miniatur kenangan dan mimpi, selagi matamu tertutup, selagi itu pula kau mengira aku orang mati. Aku ciptakan dunia berbicara sendiri, kuberi ia jiwa dan suara,  hingga pagi membidik ketakutan dan kalut dalam sela-sela nafas yang sakit. Bahkan, tak jarang, Dunia yang kuciptakan sendiri mengelabui isi semesta yang memandang dengan mata sayunya, dengan segala energi yang ingin dikirimkannya. Dalam duniaku sendiri, aku menulis puisi satu kali tiap harinya dalam keinginan yang berkali-kali terhadapmu. tak banyak yang memahami arti keheningan yang berlalu Dalam doa duniaku, tiada henti kulafaskan, yang semata menapikkan tiap segi kesombongan antara aku, kau dan mereka, biar semua membendung tanda tanya, untuk apa kuciptakan dunia sendiri. Untuk berenang dalam kenangan dan mimpi. {A}

"Aku tak pernah sekalipun menulis tentangmu"

Image
Ia tahu cara berbohong yang benar, bahkan ketika mengatakan "Aku Tak Mencintaimu Lagi." Senja ketiga yang biru, setelah lama aku tak menepi, sebulir masa lalu bergulir lewat begitu saja di kepalaku, seharusnya tak biru senja ini bila ia bersamaku sekarang, di langit itu yang memupuk segala asa, merah saga warnanya hampir mendekati jingga. Mengapa ia berbohong mengatakan "Aku tak mencintaimu lagi, bahkan jauh sebelum pertemuan ini.." Nafasnya memburu dan tatapan mata yang tak berani menatap langsung kearahku. Aku memang menghapusnya dari segala kehidupanku, ia sangat menyimak apa yang tertulis tentangnya dalam sajak maupun prosaku, aku melampirkannya melalui fiksi, aku mengenangnya juga menghapusnya. "Aku pasti merindukanmu." Katanya dalam sebuah pesan sebelum benar-benar ia menghilang dari keseharianku, diiringi hembusan angin malam, sebuah perjalanan waktu menuju impian telah kubakar dan membuang abunya ke dalam samudera terkelam, bersama buaian ombak