ketika menepi, tak tau ia arti kesombongan dunia, lirih terasa tanpa sesiapa, hanya sendu... tak pelak lagi kini, mendengar nada-nada tentang tema yang sama.. entah, mungkin kini bagai pohon-pohon mati ia atau aku, mengering, menunggu waktu menghitung mundur menuju keabadian, cinta itu memaafkan, cinta itu menjadi bodoh bersama, gulita itu memupuskan segala batasan, larik-larik merinai dibelakangan hari, aku menjadi kertas, tulis aku, kenanglah, mungkin itu cukup...