Puisi embun pagi

ketika menepi, 
tak tau ia arti kesombongan dunia,
lirih terasa tanpa sesiapa,
hanya sendu...
tak pelak lagi kini, mendengar nada-nada tentang tema yang sama..

entah, 
mungkin kini bagai pohon-pohon mati ia atau aku,
mengering, menunggu waktu menghitung mundur menuju keabadian,

cinta itu memaafkan, cinta itu menjadi bodoh bersama,

gulita itu memupuskan segala batasan, larik-larik merinai dibelakangan hari,
aku menjadi kertas, tulis aku, kenanglah, 
mungkin itu cukup...



Comments