Bagaimana Kalau Endingnya "Pada Suatu Hari.."
Akhirnya Ending itu benar-benar tertebak, akhirnya cerita
yang sudah dinikmati selama kurang lebih dua jam hanya menyisakan adegan-adegan
yang dramatis, tragis, romantis dan sebagainya. Akhiranya layar tertutup,
penonton berdiri, melangkah, berjalan meninggalkan area dan tenggelam dalam
pikirannya masing-masing.
Menonton film, membaca buku-buku cerita dan novel, membaca
komik, yang selalu kita ingat adalah adegan-adegan di mana kejadian tengah
berlangsung, dialog-dialog lucu dan romantis sampai deskripsi sebuah tempat
yang indah dan dikemas dengan diksi yang harmonis atau misalkan cara
pengambilan gambar pada film yang menampilkan angel menakjubkan dan tekhnik
animasi yang keren bisa membuat kita berdecak kagum.
Beberapa waktu ini, saya sering menulis di blog dengan
membawa-bawa beberapa buku dan film sebagai referensi. Saya memang menggemari
kedua kegiatan itu, membaca dan menonton film. Selain untuk hiburan, sebenarnya
saya sedang dalam sebuah misi, yaitu menyelesaikan buku saya yang kedua, sebuah
novel yang masih rahasia. Singkat saja, sebenarnya itu untuk mencari inspirasi
dalam menulis dan belajar dari apa yang saya baca dan apa yang saya lihat di
film-film.
Suatu waktu saya pernah berbincang dengan salah satu orang
terdekat, bertukar pikiran mengenai sebuah tulisan. “Tulislah apa yang kita
pertanyakan, sebagai pengingat, sebagai penguat bahwa hal-hal hebat itu pasti
dibuat, minimal ada sejarahnya yang akan dapat kita pelajari. Kalau kita mau
menuliskannya, sudah pasti kita akan mencari tahu, bertanya ke sini ke situ.”
Saya sedang mencari akhiran yang pas. Saya sedang mencari
Ending yang menurut saya akan sangat sesuai. Saya suka akhiran yang ada pada
cerita pada dongeng, pasti akan selalu berakhir bahagia. Atau pada karya-karya
yang menggantung, yang membuat pembaca menebak-nebak sendiri bagaimana
kelanjutan kisah. Atau pada akhiran yang suram, kelam, di mana sang tokoh yang
terlanjur dicintai pembaca dibunuh di tengah-tengah buku.
Saya pernah membanting sebuah buku yang sedang saya baca
pada pertengahan halamannya, bukan karena tak suka atau karena ceritanya kurang
menarik, toh setelah saya membanting buku tersebut, saya kembali memungutnya
dan melanjutkan membaca hingga tamat. Lantas kenapa buku itu saya banting? Jawabannya
karena saya kecewa, karena sang penulis tiba-tiba mematikan karakter tokoh yang
saya senangi. Waktu itu saya sedang membaca salah satu karyanya Sidney Sheldon.
Yah, saya sedang mencari Ending. Mencari adegannya. Bagaimanapun
jadinya nanti, Ending memang harus terjadi. Masalahnya bukan pada awal atau
akhiran, tetapi di tengah-tengahnya. Bisa saja Ending itu di akhiri dengan “Pada
suatu hari”. Seperti kita memulai cerita?
(Waktu masih sekolah dasar, kenapa pada saat pelajaran
mengarang, guru-guru selalu mengajarkan kita memulai sebuah cerita dengan
kalimat “Pada Suatu Hari”.)
Comments
*kabur
niche blog :)