Posts

Showing posts from March, 2011

Ada

Image
Aku ada, dia juga, ingat saja, di dahan kembang yang bergetar di kelilingi serangga yang menghisap nektar. Juga di bawah matahari berudara lapuk, diantara dentingan menara jam taman kota, rasakan saja perlahan, seperti jalan jarum panjangnya. Ataupun di sesapan kopi yang kau minum, kan sudah tersusun racun-racun yang menyebar hingga ke tulang sum-sum. Dan, mungkin di bawah senja yang ramai anak kecil bermain layangan dan berlari-larian. Atau pada malam, di ingar bingar nada kacau panggung underground , di balik caci maki pengatur sound . Mungkin juga dibalik lensa camera yang menyisakan tiga frame terakhir, cari saja. Ide itu pasti ada. Kembangkan saja. maret 2011

Memoar yang tak pudar

Image
Langit sudah terang dan aku masih bimbang, cahaya mentari menyusup lembut berbelang-belang membentuk kabut di langit gerimis, Rasa yang fana telah terminum seperti racun dalam tubuhku, perempuanku, aku bimbang, seperti burung yang tak tau hendak kemana bersarang, Di pohon semu, aku menggelayuti rindu yang meriwayat dan tak pernah tamat, menangkap rasa dalam senyap, seperti asap di sisa-sisa pembakaran kenangan. Ini kisahmu perempuanku, menjadi ceritaku yang ber gumul igauan pada malam-malam biru nan sendu, menyalin kembali memoarku ke dalam buku-buku puisi bertujuan mengenangmu. Gerimis sedang menanti hujan datang, menjelma rintih hati yang mencari pulih, dari kedalaman sinar matamu yang ambigu, aku meramu, mencoba menguak tabir pada getir kecemasanku. Akan ada damai, katamu. di bawah temaram lampu kuning saat itu, Senyummu terbakar meski hatimu bergetar menanggung aral, Pasti, kataku. dan aku tahu senyum itu luka yang samar dari ranum bibirmu. Aku terpaku, ad

Subjektiva

Image
Senja yang lamat-lamat hilang di telan laut, lalu luput dari sudut cakrawala, sisakan garis langit berhias awan-awan buram, arus samudera seperti menarik surya dengan tali-tali airnya yang menggaram, melebur bersama buih berwarna suram, karam, lalu kelam. kemana ia? "ia menepi, kembali keperaduannya memanggil bintang yang tertidur, dan kumpulan bintang yang tertutup oleh sinar mentari, terbangun membentuk rasi-rasinya membentang langit malam" "ia sembunyi, diantara awan abu-abu sebelum tertelan mulut laut dan memanggil rembulan, juga burung-burung malam yang tersentak oleh angin yang menampar gelap" "ia melenyap, bersama cerita-cerita yang tersirat dan tersurat, merampungkan endapan-endapan yang terangkum untuk menjadi embun, berkamuflase pada setiap pandangan insan yang menangkap gelap, berganti dengan cahaya lampu petromax" "ia meresap, larut bersama senyawa kimiawi dunia, meleburkan malam menjadi keping-keping pengertian hati, terseret senyum

Satu Hari Untukmu

Image
Pagi itu embun yang membasahi kelopak daun di bibir bumi, ketika kau membuka mata, sinar itu ada, dan hamparan hari bagai taman bunga-bunga mawar, daunnya segar, harumnya sejajar wangi tubuhmu, lalu, dari bibirku, doaku menyambar tulus untukmu.

******

Image
KEPEDIHAN dan kesedihan rupanya adalah kekuatan yang menghancurkan segala bentuk perlawanan. Pada kesekian ingatanmu tentangnya, mungkin lima atau sepuluh tahun berikut, mungkinkah matamu masih menurunkan hujan.

Another line Tepian

Image
Sepi hanya angin, yang tergambar hanya semburat cahaya rembulan manis di tepian. ketika sebuah malam mempertanyakan kelegaan hati, aku tak mampu menjawab, senyap, seperti sepi yang hanya angin. Perlahan namun pasti. setiap yang melangkah membawa pikiran dan kenangannya masing-masing. seperti sudah terbiasa, sudah terbaca, namun, hanya altar keceriaan terpampang di wajah mereka, juga aku.