Diam-diam aku menyelinap disajakmu.

Betapa rindu aku dengan tatap itu, (matamu) yang menghindar,
senyap dalam gelap,

ahhh, betapa ingin aku menulis sajak tentang matamu (lagi),
dimana aku masuk (pada bagian teduh disana) dan merebut ombak (ketika kau sedang memejam).

(lalu) aku ambil dagu itu (dengan ragu-ragu),
taukah kau, ada getar yang tak sabar (di dadaku), seperti sedang menunggu kabar.

diam-diam aku menyelinap disajakmu, (mencari) apakah kau menulis (lagi) tentang aku.
(mungkin) tidak untuk saat ini atau sudah (tamat) semua episode (kita)

sadarkah kita?
saat sama-sama bersandar pada (satu) bangku (yang kini telang kosong) itu.

Comments