Mat Kodak Club Project (Episode Satu)

Tugu Antam. Kijang. Bintan Timur.

Kota ini belum mati. Belum padam lampu-lampu malamnya. Kota ini belum jauh. Masih ingar seringai siangnya.



Relief Antam. Kijang. Bintan Timur.

Jernih menawarkan satu bayang kanak menyambut malam yang segera menggenangkan selaksa kenangan. Taburan cahaya harapan masa depan datang terhantar oleh pepohonan dan angin malam.




Nirwana Beach. Lagoi. Bintan.

Tak kulihat lagi jelaga malam pada keemasan pagi. Pada tangan yang bergenggaman erat, membangkitkan semangat setinggi tonggak kapal yang terarah pada mentari. Kan kusambut hari sekilau emas hingga nanti.




Bunian Dance (Tari Bunian). Relief Antam. Kijang. Bintan Timur.

Kudekati langkah pada hentak tari perempuan-perempuan yang menggenggam bunga padi. Mungkin jiwa-jiwa itu terbang, barangkali jiwa-jiwa itu meninggi. Kususuli hasrat hati dengan niat suci. Mengabadikan. Kenangan untuk berbagi.



Makyong Dance (Tari Makyong). Relief Antam. Kijang. Bintan Timur.
Kehidupan sang penari bahasakan gerak tentang luka, gerak tentang tawa, gerak tentang lucu dan indahnya dunia. Tubuh dan hati akan terus menari, susuri kehidupan yang hakiki.



Batu Licin. Kijang. Bintan Timur.

Bahkan senjapun membelakangimu dengan senyum. Secara terbuka pada tanahmu yang mengering. Sedangkan pada ranting air laut berbisik, langit siap menggigit. Hening, kini tak lagi bising. “Kita belum akan hilang.” Kata ranting kemudian.


Photo by  : Muhamad Nasrun
Narasi by  : Denny Hermawan

Comments

Unknown said…
duet maut!!!
Wahaha.. Mantab.. Mantab..