Berhenti Mencari Dan Kamu Akan Menemukan



Malam diiringi sebuah tembang So Little Time - Nya Arkarna yang sengaja diulang-ulang di Playlist. Malam yang bertajuk sepi ini kian syahdu. Seperti ranting pohon beringin kecil di depan rumah yang pasrah dihembus angin malam, kepulan asap rokok yang menguap ke langit-langit kamar, jejak-jejak kenangan yang terkumpul menjadi banyak yang akan dibekukan atau diuapkan, lalu akhirnya sebuah gerakan jemari yang menyisakan suara tik.tik pelan.
Apa yang mengakrabi  malam kali ini adalah sesuatu yang sedang menuju dunia "Entah."

Biarkan membeku agar jadi kenangan, daripada menguap lalu hilang...

"Kok kamu melow-melow gitu? Bener deh penyair memang suka gitu hehe.." Sebuah tanya dari seorang sahabat lama. Mungkin ada benarnya pertanyaan itu, dalam hati ini tertawa, tersenyum mentransformasikan bibir seperti bulan sabit.

"Hiii dimana yang melow? Hahahha terkadang.." Jawab singkat tak padat, lebih tepatnya beralasan. Melow berarti menye-menye atau juga memporsikan sesuatu dengan gaya dramatis seperti gaya bahasa puisi, itu menurut saya yang memang senang menye-menye, apalagi kalau sedang menulis.

"Haha kenapa-kenapa? Pacarmu pergi? Ditolak? Putus...?" Tanyanya lagi seperti pihak yang benar-benar berwenang dalam sebuah kasus atau masalah, seperti polisi sedang interogasi tersangka. Dia Hindra, yang bertanya itu, teman lama saya semasih di Jogjakarta. Waktu telah menuntun ke banyak cerita-cerita yang sangat berbeda saat ini. Hindra mungkin tak banyak berubah, jiwa seninya makin berkelas, potongan-potongan kisah hidupnya sangat menarik, keakraban saya dengannya dan satu sahabat lagi yang kini sudah berada di kota berbeda menjadi kepingan kenangan yang indah-indah bila diingat.

"Hahaha sembarangan, cuma lagi bingung nyari ide aja, aku lagi nulis, cerpen, salah satu media ada yang meminta tapi kok tiba-tiba mentok ya?" Tulisan tertera pada dinding chat-nya, perbincangan ini terjadi secara online, di daerah yang berbeda, peran sosial media sangat berpengaruh untuk menjalin komunikasi bagi yang jauh-jauh, sungguh sangat terbantu dengan adanya media seperti ini. Saya menggarap beberapa kerjasama juga sering secara online.

"Tulis aja yang ada disekitarmu. Hahaha palingan asbak rokok yang ada di dekat-dekat kamu sekarang.." Saya seolah sedang benar-benar mendengar tawanya yang renyah di seberang sana.

Sebuah asbak rokok di sebelah kiri laptop, gelas berisi kopi yang sudah setengah, sebuah bingkai berisi foto-foto semasa kecil yang terpotong-potong dan tergabung dalam satu bingkai tersebut menjadi teman malam ini, disamping suara angin dari luar jendela. Barang-barang itu yang ada di sekitar saya, tapi tiba-tiba kerlingan mata ini tertuju pada bingkai foto-foto semasa kecil.

Kenangan kembali, berputar keliling-keliling di kepala seperti ada peri-peri kecil membawa Harpa bersenar kemilau perak, foto itu kenangan, saya membekukannya menjadi sebuah bingkai berisi banyak foto-foto sewaktu saya kecil. Ada yang waktu umur empat bulan (sepertinya ini yang paling lucu), ada yang lagi di pangkuan Ibu waktu ulang tahun ke empat, ada yang lagi di gendong Bapak di pintu depan kamarnya. 

Semuanya itu kenangan. Ada yang bilang kenangan itu berbahaya. Kenangan itu candu. Kenangan adalah ingatan beberapa masa lalu yang pernah terjadi. Ia bisa merupa kisah-kisah indah, ceria, gembira dan penuh tawa. Ia juga bisa merupa cerita-cerita sedih, sendu, tangis serta hal-hal yang sama sekali buruk.

Kalau kata Anggie sih "Memories are wonderful if we don't have deal with the past. Maka dilihat dulu aja maz mana yang kenangan yang mesti dijaga atau dilepaskan."

Sebelum-sebelumnya saya selalu membekukan kenangan, agar suatu waktu bisa dilihat kembali, bisa dibaca kembali, bisa dikenang-kenang kembali. Mungkin membekukannya dengan sebuah foto atau tulisan. Kenangan indah barangkali akan terasa indah terus bila dibaca-baca atau dilihat-lihat kelak, tapi bagaimana bila kenangan itu berisi hal-hal buruk, segala kejadian yang terasa menyakitkan? Mungkin saat itulah kita harus memilih untuk diapakan kenangan tersebut. Membekukannya atau menguapkannya agar hilang tak berbekas. Dan, semua orang mempunyai caranya masing-masing.

"Tulis tentang kenangan, sudah banyak. Tulis tentang cinta, sudah sering. Tulis tentang politik, tak ngerti, selain tak mau mencampuri dunia itu, apalagi udah tahu buruknya sistem yang ada, bukan condong atau memperburuk suasana dengan teman-teman yang berkecimpung di dunia itu, kita bebas berpendapat dan... Sudahlah, menikmati cara pikir seniman barangkali lebih asyik..." Saya jawab pertanyaan Hindra mengenai asbak rokok tadi.

"Berhenti mencari dan kamu akan menemukan." Katanya menjawab chat saya. Jadi teringat Kell di Supernova yang mengatakan kalimat itu untuk Bodhi ketika bersitegang memilih tatoo apa yang akan di rajah ke tubuh si botak Bodhi. 

Saya langsung bisa memahami apa yang dikatakannya. Berhenti mencari dan kamu akan menemukan. Kata "Berhenti" berarti menjadi kuncinya, sebelum kita berhenti, pada waktu sebelumnya adalah ketika kita sedang melakukan sesuatu, seperti bekerja, berjalan kesana kemari, berpikir mencari ide dan sebagainya. Dan itulah yang sedang saya alami tadi, mencari ide untuk sebuah tulisan, saya merasa blank, buntu dan mentok. Lalu....

Ada beberapa fase yang harus dilewati dulu. Seperti cinta-cintaan. Sebelum kita benar-benar menemukan cinta sejati, yang akan lewat dan berlalu pasti banyak, terlebih rasa sakit yang didapat, setelah bubaran atau putus, setelah beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang mungkin hanya diberikan Tuhan untuk kita sebagai test case yang harus kita lalui. Pada saat itu mungkin kita jungkir balik atau bahkan sampe guling-guling sekalipun, setelah benar-benar merasakan sakitnya dan kita benar-benar lelah lalu berhenti, tanpa sadar apa yang kita cari ternyata ada disekitar kita. Ya itulah tadi proses. Tapi bukan akhir dari segalanya, dan ternyata hal-hal seperti itulah yang menyadarkan kita.

Ternyata mereka semua ada didekat kita? Hanya terkadang kita tak menyadari itu. Ide tak ada yang baru, dibawah matahari semua sudah ada, hanya pengembangan menjadi sesuatu yang berbeda saja yang menjadikan itu terlihat baru.

"Percayalah dengan melakukan sesuatu yang konkret, jangan hanya dibicarakan tanpa ada wujud nyata. Semua harus dimulai.." 

Dinding chat tertutup, barangkali teman saya itu tertidur atau terputus jaringan.


***

Juni 2011


Foto by : Hengki Lee


Tertarik dengan Iklan di bawah ini? Silahkan klik Gambar untuk info lebih lanjut.
Your Memory : How It Works and How to Improve ItMoonwalking with Einstein: The Art and Science of Remembering EverythingBrainfit: 10 Minutes a Day for a Sharper Mind and Memory

Comments

Unknown said…
bagus maaaaZ... terus menulis yaaa.... :D
Denny Hermawan said…
thank you nyan :)