Random is Freedom



Belakangan ini banyak orang menghabiskan waktu di sela-sela kesibukan maupun pada saat santai dengan cara berinternet ria. Berselancar di dunia maya yang dengan mudah diakses kapan saja dan di mana pun berada.

Menikmati layanan internet dalam kehidupan sehari-hari barangkali sudah menjadi suatu keharusan di era modern saat ini. Walaupun kata “Modern” itu sendiri sudah mulai dikenal pada sekitar akhir abad 18 atau sekitar awal abad 19 sejak mulainya ditemukan dan diperkenalkan berbagai teknologi canggih, baik itu dari dunia sciene, art, filosofi dan lain sebagainya.

Layanan sosial media mulai menjamur pada era internet. Facebook, twitter, skype sampai layanan berjualan online maupun blog-blog dengan registrasi mudah dan gratis pula kian memadati dan kitapun bebas memilih domain-domain yang ada.

Kebebasan membunuh waktu luang dengan internet dimanfaatkan untuk mencari update terbaru dari berita yang ditunggu, membaca kabar terbaru selebritis kesukaan, menemukan kabar kawan di sosial media sembari berinteraksi dan juga pastinya mengabari kawan-kawan sesama pengguna maya dengan mengupdate kabar berita ataupun hal-hal yang tengah kita perbuat, atau dengan kata lainnya yaitu berbagi.

Ada beberapa orang yang memiliki filosofi Random is freedom. Mungkin ini bisa diartikan kebebasan lebih dinikmati secara acak, atau tak perlu mengatur diri dalam menentukan kebebasan apapun, dan apapun juga arti sebenarnya memang ini adalah random, sepupunya absurd :D jadi jangan terlalu dipikirkan sangat.

Internet menyediakan apa-apa secara random, hampir segalanya ada bila kita menginginkan informasi ataupun sesuatu yang mendesak bila kita artikan random di sini sebagai lacking any definite plan or order or purpose; governed by or depending on chance ; yang tidak memiliki rencana yang pasti atau perintah atau tujuan; diatur oleh atau tergantung pada kesempatan.

Mengapa? Ada kisah seorang teman saat melakukan tes di sebuah perusahaan ternama. Ada soal yang dia sendiri tak mengerti definisi dari beberapa soal tersebut, lalu apa yang dia lakukan? Yap, Benar sekali!!! googling. Memanfaatkan media internet. Dan dia mendapatkan jawaban. Lantas apakah ini diatur oleh kesempatan. (Kalo saya boleh saran untuk perusahaan-perusahaan, janganlah diperbolehkan membawa ponsel bila sedang tes penerimaan pegawai, apalagi smart phone, hehehe...)

Cerita selanjutnya adalah walaupun berhasil menjawab hampir rata-rata soal dibandingkan sang rival (calon pegawai sesama ikut tes) dan apakah hasil tes itu lalu diambil secara random juga? Si teman akhirnya tak mendapatkan pekerjaan tersebut.

Usut punya usut itu hanya formalitas dari perusahaan yang mengadakan tes penerimaan pegawai.  Dan masih menurut ceritanya, teman saya ini sangat yakin kalau rivalnya tersebut tak banyak bisa menjawab soal-soal tes, karena selain sulit, ternyata sang rival ini tak membawa Smart Phone hehehe... (selain hanya mengandalkan satu jurus maut ; bantuan dari orang dalam yang kuat).

Pelajaran moralnya, yang penting kita sudah mencoba dan segala keputusannya memang tergantung dari yang maha kuasa. Dalam hal ini mungkin yang berkuasa tetaplah sang pemberi wewenang dari perusahaan. Orang pintar dikalahkan orang cerdas, orang cerdas dikalahkan oleh orang yang beruntung, orang beruntung itu random, kita tak mengetahui kapan dan di mana kita akan beruntung meskipun ada ungkapan ; "Keberuntungan akan datang bagi orang-orang yang siap"

Dan saya rasa semua orang pasti siap-siap aja kalo untuk yang namanya beruntung, siapa yang tidak mau beruntung, bukan?

Internet di era modern yang sudah pasti canggih ini tak jarang dimanfaatkan oleh orang-orang yang usil juga. Kita diberi kebebasan mengakses sebuah laman. Julian Assange malah sempat membuat heboh dunia dengan Wikileaksnya dan tak terhitung para peretas yang sudah memakai internet untuk berbelanja kepentingan pribadi dengan menggunakan rekening orang lain atau membobol server NASA sekalipun. 

Untuk mengakses internet itu sendiri, kecurangan juga masih terjadi. Mengaksesnya dengan cara gratis dengan menggunakan OperaMini Handler masih bertebaran. Trik-trik gratisan untuk operator-operator seluler yang dibobol dengan menggubah settingan server, proxy dan query dan entah apalagi yang akhirnya memungkinkan pengguna dengan bebas berselancar tanpa dipungut biaya serupiah pun.

Ada kepentingan yang berakibat individu menjadi begitu kreatif. Sebabnya banyak macam. Kebebasan sangat diperlukan. Peraturan akan tetap menjadi peraturan sebagaimana pelanggaran juga masih sering dilakukan.

Sepertinya kebebasan itu memang random sifatnya. Pilihan untuk menjadi The Simple Thinker, Plan Thinker atau Float Thinker itu Paradoks. Kita sendiri yang mengetahui kita ini jenis orang seperti apa.

Banyak pengalaman tentu bagus. Tapi bila banyak pengalaman namun tak bisa belajar dari pengalaman tersebut sepertinya akan terasa percuma.

***



Comments

slometo said…
huahaha... Jaman skrg Contoh2 yg tak patot kadang jadi patot dicontoh. Siapa bilang yg hidupnya pas2an ga bs bahagia, siapa bilang yg kerjanya dirumah ga melek dunia... Ga perlu tamat sarjana buat pinter, Yg penting pinter2 ngakalin sesuatu menurutku itu lbh sejati pinternya. :D
Pat said…
Teruskan menulis bro...jangan berhenti:)