Wajah Bulan

WAJAH BULAN malam ini menekap wajahmu yang tak pernah tampak,
cahayanya jatuh ke riak-riak air di tepian,
malam menjurus merumuskan tubuh yang tungkus lumus,
senja tadi begitu adanya dan cerita belum ada akhirnya,


kini, sepi bagaikan bongkahan besi yang kita pikul sendiri,
dan sunyi adalah nyanyian parkit yang sulit terdeskripsi oleh dengar yang tak sabar,
semisal sesal tak harus terjejal di pinggir hati yang berlumut,
namun. setiap istilah tak pernah ku telaah lagi dan telah pecah berbongkah-bongkah menjadi serpihan tajam yang terpijak kaki sendiri.

ku tendang angan hingga melayang.
aku memungut sesuatu yang terjatuh,
bukan istilah itu,
melainkan adalah replika yang berbentuk hati dan berpagar duri disetiap sisinya,
ku kulum senyum seranum buah anggur yang menjulur teratur,
Tapi. tetap tak ku mengerti replika hati yang berduri.

wajah bulan malam ini memahat bentuk aksara di dadanya,
semacam penanda agar terbaca dan bersuasana...

 @abee_dee

Comments

Unknown said…
saaaadiiib... pake majas2 apa aj ne?
Denny Hermawan said…
hahaha majas kopi di aduk pake mesin molen
Anonymous said…
nggak ngerti, tapi suka di bagian ini 'semisal sesal tak harus terjejal di pinggir hati yang berlumut'.

oh iya "tungkus lumus" tuh apaan?
Denny Hermawan said…
@anonim ~ hehehe gag perlulah di mengerti cukuplah di nikmati...

artinya cari aja di google :D