04/12/1983 - 04/12/2011 Hari Minggu


Apakah yang dihitung dari perjalanan? Sudah pasti jarak yang ditempuh. Sejauh apapun melangkah hingga berhenti pada suatu titik, nilai yang tertera dari perjalanan itu berupa seonggok kisah cerita dan pengalaman hidup. Memaknai semua yang terjadi dari hal terbesar hingga yang terkecil sekalipun akan terasa mengesankan. Bukankah seribu kilometer perjalanan dimulai dengan satu langkah kecil?

Dan barangkali waktu akan berperan penting dalam menentukan semua yang pernah terjadi.

Manusia menghitung waktu. Satu menit, satu jam, satu hari, satu tahun dan seterusnya. Akan banyak yang lewat dihadapan mata selaksa kejadian, rupa-rupa pemandangan, ragam-ragam pengalaman, macam-macam ilmu pengetahuan, bait-bait puisi dan nada-nada indah, cinta dan kebencian, hujan dan panas, kesetiaan dan penghianatan, jauh dan dekat, dan segala yang akan menjadi sebuah rangkuman.

Semua yang terhitung pasti menanjak, bertambah menjadi lebih banyak, berangsur-angsur kian subur, terkumpul menjadi sebagian atau sesuatu, apapun sebutannya yang menjadikannya sebuah kepingan yang sempurna oleh hitungan tersebut.

Lalu bagaimana kita memaknai diri ketika sebuah angka mencapai kepada kita? Semisal tanggal lahir yang menggenapkan umur seseorang?

Harapan yang membentang. Sudah pasti, itu yang menjadi alur menuju episode hidup selanjutnya.

Perayaan. Hak setiap orang melakukannya ketika ia berulang tahun.

Tapi untuk saat ini saya hanya ingin berterimakasih, memaknai hari kelahiran ini, terutama untuk Bunda yang telah melahirkan saya. Ketika Bunda mengandung hingga saya lahir ke Dunia.

Dan perayaan yang memang harus dirayakan dengan berterimkasih dan bersyukur kepada-NYA juga. ALLAH SWT.

Dua puluh delapan tahun yang lalu di bulan Desember tanggal empat adalah hari minggu. Sama dengan dua puluh tahun berikutnya, yaitu saat ini di bulan Desember tanggal empat adalah hari minggu juga.

Apakah yang dihitung dari perjalanan? Terutama jalan kehidupan? I Can’t Write Much Anymore.

Dua puluh delapan adalah kehidupan. Terimakasih Tuhan atas jiwa dan nafas yang terhembus. Jadikan saya Manusia yang lebih baik untuk orang-orang yang berada di sekitar kehidupan saya.


**Kijang Empat Desember Dua Ribu Sebelas Hari Minggu 

Comments